Relay adalah saklar mekanikal (mechanical switch) yang dapat dinyalakan dan dimatikan (on/off) oleh sinyal elektronik. Pada artikel kali ini kita akan belajar fungsi relay dan cara kerjanya pada rangkaian.
Relay merupakan komponen elektronika yang sangat penting karena dengan relay kita bisa mengontrol alat bertegangan tinggi dengan tegangan rendah, bahkan bisa menggunakan tengan DC. Contohnya kita bisa mengontrol lampu rumah 220 Volt dengan menggunakan tengan DC 5 Volt.
Kalian bisa menggunakan mikrokontroler seperti Arduino, untuk membuat logic kapan lampu tersebut on dan off.
Fungsi Relay
Berikut merupaka fungsi utama Relay:
- Switching High-Voltage Loads
Seperti yang sudah saya bahas di pembukaan artikel ini, dengan mengggunakan relay kita bisa mengontrol alat-alat berdaya besar (seperti motor, heater, lampu) hanya dengan menggunakan alat kontrol daya rendah (seperti Arduino, Raspberry pi).
- Electrical Isolation
Dengan menggunakan Relay, kita bisa memisahkan rangkaian berdaya rendah dengan rangkaian berdaya tinggi.
- Multiplexing
Relay memungkinkan kita untuk mengontrol banyak alat-alat elektronika dengan hanya menggunakan 1 perintah.
Cara Kerja Relay pada Rangkaian
Pada artikel ini saya akan menjelaskan cara kerja relay pada rangkaian dengan menggunakan salah 1 jenis relay, yaitu SDPT (Single Pole Double Throw).
Bentuk relay nya seperti berikut:
 |
| Source: www.build-electronic-circuits.com |
Keterangan:
COM (Common)
NC (Normally Closed): NC akan terhubung ke COM jika relay tidak di energize (tidak diberi tegangan pada coil)
NO (Normally Open): NO akan terhubung ke COM jika relay di energize (diberi tegangan pada coil)
Cara kerja Relay pada rangkaian akan dibagi menjadi 2 case, yaitu:
- case beban dipasang di NO
- case beban dipasang di NC
Beban dipasang di NO
Rangakaian:
 |
| Source: www.build-electronic-circuits.com |
Kondisi Relay Idle
Pada kondisi idle (coil relay tidak diberikan tegangan), lampu tidak akan menyala karena rangkaian terputus pada NO dan COM.
Kondisi Relay Energized
Pada kondisi relay energize (coil relay diberikan tegangan), lampu akan menyala karena rangkaian terhubung pada NO dan COM seperti gambar berikut.
 |
| Source: www.build-electronic-circuits.com |
Kita bisa lihat, NO dan COM akan terhubung jika coil diberikan tegangan. NO dan COM yang terhubung ini akan menjadi jalan bagi arus untuk mengalir dari sumber ke beban.
Beban dipasang di NC
Rangakaian:
 |
| Source: www.build-electronic-circuits.com |
Kondisi Relay Idle
Pada kondisi idle (coil relay tidak diberikan tegangan), lampu akan menyala karena rangkaian terhubung pada NC dan COM.
Kondisi Relay Energized
Pada kondisi relay energize (coil relay diberikan tegangan), lampu tidak akan menyala karena rangkaian terputus pada NC dan COM seperti gambar berikut.
 |
| Source: www.build-electronic-circuits.com |
Pada rangkaian yang sama tetapi hanya beban pindahkan dari NO ke NC maka logika yang dihasilkan juga berbeda (terbalik).
Pada saat coil relay tidak diberikan tegangan, lampu akan menyala karena NC dan COM terhubung dari awal sehingga arus dapat mengalir dari sumber ke beban.
Sedangkan pada saat coil relay diberikan tegangan, lampu tidak akan menyala karena NC dan COM terputus sehingga arus tidak dapat mengalir dari sumber ke beban.
Kesimpulan
Dari 2 contoh rangkaian di atas, kita bisa melihat bahkan relay dapat mengisolasi rangkaian bertegangan tinggi (AC) dengan rangkaian bertegangan rendah (DC). Hal ini membuat kita bisa mengontrol beban besar bertegangan tinggi dengan menggunakan beban kecil bertegangan rendah.
Tentunya besar beban yang dapat dikontrol menggunakan relay berbeda-beda sesuai dengan spesifikasi relay yang digunakan. Begitu juga dengan tegangan kontrol yang digunakan.
Untuk relay sendiri biasanya dibedakan berdasarkan tegangan kontrolnya, di pasaran terdapat relay 5 Volt, 9 Volt, 12 Volt, 24 Volt, 48 Volt, bahkan 220 Volt AC.
Jadi sesuaikan spesifikasi relay yang kalian pakai dengan kebutuhkan kalian. Sekian artikel dari saya mengenai Fungsi Relay dan Cara Kerjanya pada Rangkaian.
Salam ngoprek.